Pages
kreatifitas tanpa batas
Minggu, 11 Januari 2015
tugas IT video
Diposting oleh
Unknown
di
05.17
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Sabtu, 10 Januari 2015
REVIEW BUKU
Judul
Buku : La Taskut Panduan Praktis
Percakapan Bahasa Arab
Penulis
: Misbah Khoiruddin Zuhri,
Muhammad Shobirin Suhail
Penerbit
: Pustaka Nuun
Cetakan
I & II : November 2009
& Mei 2010
Buku ini
membahas tentang percakapan sehari-hari dalam bentuk bahasa arab agar lebih
memudahkan bagi pembaca untuk mempelajarinya. Di dalamnya terdapat dua jenis
ungkapan dalam bentuk Fusha (kaidah tata bahasa baku) dan ‘Amiyah (pasaran). Selain
itu terdapat pula ragam yang digunakan untuk melengkapi percakapan dengan
kosakata penunjang dan gramatika muhadatsah yang menyajikan kaidah bahasa arab
terapan pada muhadatsah terpola.
Di mulai dari
transliterasi Bahasa Arab Fusha dan ‘Amiyah yang berbeda pada tulisan dan
bacaannya serta perubahan bunyi huruf. Selanjutnya berisi tentang perkenalan
yang membahas tentang cara berkenalan dengan orang lain dan cara memperkenalkan
diri. Di dalam perkenalan ini terdapat percakapan tentang kewarganegaraan,
tempat tinggal, profesi, hobi dan cita-cita. Selain percakapan tentang
perkenalan ada pula tentang pertemuan, selamat dan terima kasih, perintah dan
nasehat, permintaan dan penawaran, ekspresi dan perasaan, opini dan rencana,
nilai dan aspeknya, fasilitas dan pelayanan, serta pertanyaan dan polanya.
Buku ini sangat
praktis dan menarik karena selain digunakan untuk belajar bahasa arab, para
pembaca juga dapat mempraktekkannya secara langsung agar dapat melatih lidah
kita untuk lebih fasih dan lancar dalam pengucapannya. Buku ini juga
diperuntukkan bagi siapa saja yang ingin belajar bahasa arab, tidak hanya untuk
beberapa orang yang notabennya bersekolah di madrasah, pondok pesantren dan
perguruan tinggi Islam, namun masyarakat umum pun dapat menggunakannya.
Seperti yang
diungkapkan oleh Prof. Dr. Anik Ghufron bahwa beberapa sekolah seperti MI, MTs,
MA dan Perguruan Tinggi Islam telah memberlakukan wajib berbahasa Arab yang
disertai dengan pemberlakuan zona bahasa. Secara formal, peraturan tersebut
cukup ideal. Namun dalam prakteknya aturan itu sulit diterapkan. Kendala yang
timbul antara lain; keterbatasan pengetahuan siswa dalam bahasa arab, minimnya
kesadaran akan pentingnya penggunaan bahasa arab, belum tersedianya buku
panduan muhadatsah yang representative, serta pengaruh lingkungan yang
mayoritas menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah dalam berkomunikasi
sehari-hari. Untuk meminimalisir problem tersebut, ada beberapa formula yang
perlu diterapkan, yakni:
1.
Memberikan
pandangan bahwa bahasa Arab itu mudah.
2.
Pembelajaran
bahasa Arab bukan hanya berupa presentasi materi an sich, akan tetapi bagaimana
materi tersebut ditransmisikan ke peserta didik yang menjadikan paham.
3.
Memperjelas
orientasi dan motivasi dalam belajar bahasa Arab.
4.
Membangun
mentalitas.
5.
Membangun
lingkungan berbahasa Arab.
6.
Inovasi,
baik dalam metode maupun sistem.
Saya berharap
setelah membaca review dari buku La Taskut ini, teman-teman dapat menyempatkan
waktu luangnya untuk membaca buku tersebut. Karena setiap ilmu itu tidak akan
pernah berkurang, ia akan selalu bertambah jika kita memanfaatkan waktu luang
dengan sebaik-baiknya.
Diposting oleh
Unknown
di
18.03
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
KARANGAN BEBAS
PRINSIP-PRINSIP
MENGAJAR
A.
Pengertian Mengajar
Mengajar menurut faham
lama yaitu guru senantiasa aktif menyampaikan dan memompakan
informasi/fakta-fakta agar dikuasai siswa, siswa sendiri hanya menerima/pasif.
Mengajar menurut faham baru yaitu guru sebagai pengelola, pengatur, peracik
lingkungan berupa tujuan, materi, metode dan alat dengan siswa, siswa harus
aktif.
B.
Kompetensi Guru
1)
Kompetensi Kepribadian
Faktor penting
bagi guru adalah kepribadiannya, kepribadiannya itu yang akan menentukan,
apakah ia akan menjadi pembimbing dan pembina yang baik bagi anak didiknya,
ataukah akan jadi perusak atau penghancur, bagi hari esok anak didiknya.
Prof.Dr.Moh. Athiyah Al-Ibrasyi mengutarakan sifat-sifat yang harus dimiliki
oleh guru sebagai berikut: zuhud (tidak mengutamakan materi), kebersihan guru
(bersih tubuh dan jiwa dari sifat-sifat tercela), ikhlas dalam pekerjaan,
seorang guru harus menjadi seorang bapak sebelum ia menjadi seorang guru, suka
pemaaf, harus mengetahui tabiat murid, harus menguasai mata pelajaran. Apapun
kenyataannya, guru tetap harus berusaha untuk menjadi seorang bapak yang baik
dari anak didiknya. Hal ini mungkin tidak mudah, namun guru yang mempunyai
kepribadian baik, tetap baik dan dihormati serta tetap menjadi tumpuan dan
tempat identifikasi siswanya.
2)
Kompetensi Penguasaan atas Bahan
Seorang guru harus
mengerti dengan baik materi yang akan diajarkan, baik pemahaman detailnya
maupun aplikasinya. Hal ini sangat diperlukan dalam menguraikan ilmu
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan-ketrampilan dan apa saja yang harus
disampaikan kepada anak didiknya dalam bentuk komponen-komponen atau
informasi-informasi yang sesungguhnya dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
Selanjutnya guru dituntut harus menyusun komponen-komponen tersebut secara baik
dan sistematis hingga mudah dicerna dan diterima oleh anak didiknya.
3)
Kompetensi dalam cara-cara Mengajar
Guru juga
sangat dituntut trampil dalam mengajar, yang secara global meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Selanjutnya guru harus mampu mengetahui
sampai seberapa jauh kemampuan siswanya, kelebihan dan kelemahannya
langkah-langkah yang ditempuh.
C.
Aspek-aspek Psikologi dalam Mengajar
Menurut LD. Crow, Ph.D
dan Alice Crow, Ph.D, ada lima aspek mengajar yaitu mengarahkan dan membimbing
belajar, menimbulkan motivasi pada siswa untuk belajar, membantu siswa-siswa
dalam mengembangkan sikap yang baik dan diinginkan, memperbaiki teknik
mengajar, mengenal dan mengusahakan terbentuknya pribadi yang bermutu dan
berguna dalam rangka menuju sukses dalam mengajar.
Diposting oleh
Unknown
di
17.52
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Rabu, 07 Januari 2015
ESSAY
AKHLAK
BERMASYARAKAT
Dalam kehidupan
bermasyarakat, kita tidak akan pernah terlepas dari kegiatan bertamu dan
menerima tamu, hubungan baik dengan tetangga, hubungan baik dengan masyarakat,
pergaulan muda-mudi, dan ukhuwwah islamiyah. Adakalanya kita yang datang
mengunjungi sanak saudara, teman-teman atau para kenalan, dan lain waktu kita
yang dikunjungi. Supaya kegiatan kunjung mengunjungi tersebut tetap berdampak
positif bagi kedua belah pihak, maka Islam memberikan tuntunan bagaimana
sebaiknya kegiatan tersebut dilakukan.
1) Bertamu
1) Bertamu
Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah yang bertamu terlebih
dahulu meminta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah. Menurut
Rasulullah SAW, meminta izin maksimal boleh dilakukan tiga kali. Apabila tidak
ada jawaban seyogyanya yang akan bertamu kembali pulang. Kenapa meminta izin
maksimal tiga kali? Karena ketukan yang pertama sebagai pemberitahuan kepada
tuan rumah akan kedatangan tamu, ketukan kedua memberikan kesempatan kepada
penghuni rumah untuk bersiap-siap atau menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan (boleh jadi ada meja dan kursi atau pakaian yang perlu dirapikan),
ketukan ketiga diharapkan penghuni rumah sudah berjalan menuju pintu.
2) Menerima Tamu
2) Menerima Tamu
Menerima dan memuliakan tamu tanpa membeda-bedakan status social
mereka adalah salah satu sifat terpuji yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Memuliakan tamu dilakukan antara lain dengan menyambut kedatangannya dengan
muka manis dan tutur kata yang lemah lembut, mempersilakannya duduk di tempat
yang baik. Kalau perlu disediakan ruangan khusus untuk menerima tamu yang
selalu dijaga kerapian dan keasriannya. Kalau tamu datang dari tempat yang jauh
dan ingin menginap, tuan rumah wajib menerima dan menjamunya maksimal 3 hari 3
malam. Lebih dari 3 hari terserah kepada tuan rumah untuk tetap menjamunya atau
tidak. Menurut Rasulullah SAW, menjamu tamu lebih dari tiga hari nilainya
sedekah, bukan lagi kewajiban.
3) Hubungan Baik dengan Tetangga
3) Hubungan Baik dengan Tetangga
Sesudah anggota keluarga sendiri, orang yang paling dekat dengan
kita adalah tetangga. Merekalah yang diharapkan paling dahulu memberikan
bantuan jika kita membutuhkannya. Buruk baiknya sikap tetangga kepada kita
tentu tergantung juga bagaimana kita bersikap kepada mereka. Oleh sebab itu
sangat dapat dimengerti kenapa Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk
berbuat baik dengan tetangga, baik tetangga dekat maupun tetangga jauh. Minimal
hubungan baik dengan tetangga diwujudkan dalam bentuk tidak mengganggu atau
menyusahkan mereka. Misalnya, waktu tetangga tidur atau istirahat, kita tidak
membunyikan radio atau tivi dengan volume tinggi. Yang lebih baik lagi tidak
hanya sekedar menjaga jangan sampai tetangga terganggu, tapi secara aktif
berbuat baik kepada mereka. Misalnya dengan mengucapkan salam dan bertegur sapa
dengan ramah.
4) Hubungan Baik dengan Masyarakat
Selain dengan tamu dan tetangga, seorang Muslim harus dapat
berhubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas, baik di lingkungan
pendidikan, kerja, social, dan lingkungan lainnya. Baik dengan orang-orang yang
seagama maupun dengan pemeluk agama lainnya. Hubungan baik dengan masyarakat
diperlukan, karena tidak ada seorangpun yang dapat hidup tanpa bantuan
masyarakat. Untuk terciptanya hubungan baik sesama muslim dalam masyarakat,
setiap orang harus mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing sebagai
anggota masyarakat. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menyebutkan ada lima
kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya yaitu kewajiban menjawab salam,
mengunjungi orang sakit, mengiringkan jenazah, memenuhi undangan, dan menjawab
orang bersin. Dalam berhubungan dengan masyarakat non muslim, Islam mengajarkan
kepada kita untuk toleransi, yaitu menghormati keyakinan umat lain tanpa
berusaha memaksanakan keyakinan kita kepada mereka. Toleransi tidaklah berarti
mengakui kebenaran agama mereka, tapi mengakui keberadaan agama mereka dalam
realitas bermasyarakat.
5) Pergaulan Muda-Mudi
Dalam pergaulan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, terutama
antar muda-mudi, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu tentang
mengucapkan salam, berjabatan tangan dan khalwah. Salam yang diajarkan oleh
Islam adalah salam yang bernilai tinggi, universal dan tidak terikat dengan
waktu. Bernilai tinggi karena mengandung do’a untuk mendapatkan keselamatan,
rahmat dan berkah dari Allah SWT. Universal karena berlaku untuk seluruh umat
Islam dimana saja berada tanpa mengenal perbedaan bangsa, bahasa dan warna
kulit. Dan dalam Islam tidak mengenal batasan waktu pagi, sore dan malam.
Bandingkan misalnya dengan ucapan selamat pagi atau good morning, di samping
tidak dipahami oleh orang yang tidak mengerti bahasa tersebut juga terikat
dengan waktu. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa untuk lebih menyempurnakan salam
dan menguatkan tali ukhuwwah islamiyah, sebaiknya ucapan salam diikuti dengan
berjabatan tangan tentu jika memungkinkan. Anjuran untuk berjabatan tangan
tidak berlaku antara pria dan wanita kecuali antara suami istri atau antara
seseorang dengan mahramnya. Rasulullah SAW melarang pria dan wanita berkhalwah,
baik di tempat umum, apalagi di tempat sepi. Yang dimaksud dengan khalwah
adalah berdua-duaan antara pria dan wanita yang tidak punya hubungan suami
istri dan tidak pula mahram tanpa ada orang ketiga.
6) Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah islamiyah adalah sebuah istilah yang menunjukkan
persaudaraan antara sesama muslim di seluruh dunia tanpa melihat perbedaan
warna kulit, bahasa, suku, bangsa dan kewarganegaraan. Yang mengikat
persaudaraan itu adalah kesamaan keyakinan atau iman kepada Allah dan
Rasul-Nya. Supaya ukhuwah islamiyah dapat tegak dengan kokoh diperlukan 4 tiang
penyangga yaitu ta’aruf (saling kenal mengenal), tafahum (saling memahami
kelebihan dan kekurangan,kekuatan dan kelemahan), ta’awun (saling tolong
menolong), dan takaful (saling memberikan jaminan, sehingga menimbulkan rasa
aman). Supaya ukhuwah islamiyah tetap erat dan kuat, setiap muslim harus dapat
menjauhi segala sikap dan perbuatan yang dapat merusak dan merenggangkan
ukhuwah tersebut.
Kesimpulan
yang dapat saya ambil disini adalah kita didalam kehidupan bermasyarakat sudah
pasti saling membutuhkan satu sama lain. Ketika kita sedang berada dalam
kesulitan sudah pasti tetangga terdekatlah yang akan datang membantu. Maka
ketika mereka dalam kesedihan hiburlah ia agar dapat meringankan bebannya.
Diposting oleh
Unknown
di
12.14
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
pengunjung
Followers
Blog Archive
jam & tanggal
music
Social Profiles
Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.